Maaf beberapa waktu yg lalu aku sempat menghapus fanficku karna menurutku itu kurang bagus maka dari itu aku hapus. Dan sekarang aku membuat cerita baru judulnya Heart Attack!!!. Ehm...karakternya sih, sama aja kaya yg waktu itu yaitu Reika Ishikawa. Anggaplah dia adalah seorang artis yaitu KAMU!! ^^ Oh iya, dan untuk couplenya itu Yaotome Hikaru. Yoroshiku ne, ^^
Heart Attack!!! (chapter 1)
Aku mempunyai batas waktu untuk tinggal di dunia ini. Batas waktu itu
mungkin tidak cukup untuk merasakan bekerja untuk mendapatkan uang sendiri,
membeli rumah, memberikan yang terbaik untuk orang tua bahkan, tidak cukup
untuk jatuh cinta.
Dalam duniaku hanya satu orang
yang ada dalam mimpiku yaitu Hikaru. Hanya dia yang dalam mimpiku , tawaku dan,
seluruh mimpiku hanya dirinya. Tapi, jika aku mempunyai batas waktu apa aku
bisa mengatakannya seluruhnya pada bisa.
“Reika!” Shida menegurku.
“Ada apa?” tanyaku padanya.
“Kamu kenapa?” Tanya Mirai padaku
lagi.
“Ehm…nggak ada apa-apa kok.”
Jawabku sambil tersenyum.
Sakura memberikanku secangkir teh
“Ini diminum ya? Biar badan kamu hangat.” kata Mirai.
“Arigatou.” aku meminum secangkir
tehnya “Aku dengar kamu mendapat donor ginjal ya?” tanyaku sambil tersenyum.
“Iya. Aku senang sekali!” kata
Mirai tersenyum riang.
“Berarti aku akan sendirian.”
kataku dengan senyum tipis.
“Reika, aku janji akan selalu mendatangimu jika, aku punya waktu.”
Kata Mirai sambil memelukku.
Aku hanya tersenyum memelas “Aku
tahu tapi, apa mungkin aku mempunyai donor jantung?” tanyaku terdengar sedikit
berharap.
“Aku yakin kamu mendapat donor
jantung, Reika” kata Mirai terdengar seperti memberiku semangat.
“Tapi, sesuatu yang ingin kulakukan
sebelum waktuku habis, Mirai.” kataku sambil bangun dari tempat duduk.
“Apa itu?” tanya Mirai.
“Mungkin ini memalukan tapi, aku
ingin merasakan diterima oleh seorang pria.” jawabku sambil melihat ke langit
biru.
“Diterima?” tanya Sakura terlihat
bingung.
“Aku ingin merasakan jatuh cinta
pada seorang pria yang dapat menerima aku apa adanya atau, menerimaku sebelum
waktuku habis.” kataku kembali pada tempat duduk.
“Apa kamu yakin kalau waktumu
untuk hidup ada batasnya?” tanya Mirai dengan nada sedikit sedih.
“Ehm…entahlah tapi, kupikir
prediksi ini mungkin benar.” jawabku dengan senyum.
Saat kami sedang mengobrol,
suster memanggilku “Ishikawa-san, mari kita memeriksa kesehatanmu.” kata suster
dengan senyum yang sangat ramah.
“hai”
balasku “aku duluan ya!” aku pun pergi bersama suster ke ruang periksa.
“kesehatanmu masih normal jadi,
jika kau mau pulang ke rumah saat ini pun bisa.” Kata dokter sambil menulis
sebuah resep.
“Sensei yakin?” tanyaku dengan
ragu.
Dokter itu tersenyum “tentu saja
saya yakin Reika. Sekarang adalah tahu ke-6 kamu tinggal disini bukan?”
“Iya tapi, sensei apakah ada
sebuah donor jantung untukku?” tanyaku dengan berharap.
Dokter itu sedikit memelas “maaf
tapi, belum ada donor Reika.”
Walaupun kecewa, aku tetap akan
tersenyum agar dianggap tegar “Baiklah, aku mengerti.” aku berdiri dari tempat
duduk “sayonara!”
“Jangan lupa check up 2 hari
sekali dan tidak ada makanan pedas, asin juga, jangan lupa minum obat.”
“Aku tahu sensei” kataku sambil
pergi dari ruangan tersebut.”
-
-
-
“Reika!” panggil seseorang dari
belakang.
Aku pun berbalik “Hikaru.” Aku
tersenyum riang melihat dia ada di depanku.
“lagi ngapain?” tanya Hikaru
padaku melihat aku sedang membereskan barang-barang.
“aku diizinkan pulang hari ini.
Kamu ngapain kesini?”
Hikaru menggaruk-garuk kepalanya “Ehm…ibuku menyuruhku kemari.”
Aku hanya tersenyum melihatnya
sedikit gugup “kau tidak usah gugup bertemu dengan ibumu.”
Muka Hikaru terlihat sedikit
memerah “aku tidak gugup!”
Aku berusaha menahan tawaku
“Terserahlah..” kataku sambil mengeluarkan hpku.
“kamu pengen nelpon siapa?” tanya
Hikaru.
“Okaa-san.” Jawabku “moshi-moshi,
kaa-san aku dibolehkan pulang bisa kau jemput? Hai, aku akan menunggu.”
“Kau akan pulang berarti kau
sudah sembuh?” tanya Hikaru.
Aku hanya melihatnya lalu tersenyum
“Tidak juga, aku sama sekali belum mendapat donor jantung.”
“Ehm…lalu, kenapa kau dibolehkan
pulang?” tanyanya lagi. Aku menganggap pertanyaan itu sangat bodoh.
“Karena, keadaanku stabil”
jawabku dengan santai “Sepertinya, ibumu menunggu.”
Wajahnya menggambarkan kaget
karena lupa “AAAh!!! Ja ne!!”
Aku hanya
tertawa melihat tingkah lucunya itu. Anak itu seumuran denganku tapi, sikap
kami jauh berbeda. Entahlah, tapi aku senang sekali jika bertemu dengan orang
itu.
Aku hanya mendengarkan lagu di dalam
mobil. Memikirkan sesuatu yang tidak penting seperti, memakan ramen dan
sebagainya. Saat sedang berjalan aku melihat segerombolan anak gadis memakai
seragam. Jika dipikir-pikir aku tidak pernah seperti mereka para perempuan yang
suka hang out, pacaran dan sebagainya. Setelah pulang, berarti aku harus
pulang.
Ini mungkin terdengar membosankan
tapi, memang hidup ini yang kujalani. Kadang-kadang terpikir dibenakku
melakukan hal seperti mereka tapi, pada akhirnya aku akan melakukan hal yang
sama setiap harinya.
“Reika..” panggil ibuku.
“Ada apa kaa-san?” tanyaku dengan
lembut.
“Kau ingin makan dulu? Atau kita
bisa bermain ke tempat lain?” tanya ibuku.
Aku berpikir untuk menerima
tawaran itu tapi, aku merasa sangat letih untuk itu “Aku ingin langsung pulang.
Badanku lemas” jawabku dengan enteng.
“Baiklah.” Kata ibuku.
-
-
-
“Tadaima!”
“Reika, kau istirahatlah dikamar,
aku akan membuatkan makan siang untukmu.” kata ibuku sambil mengambil celemek.
“Ibu tidak perlu bantuan?”
tanyaku.
“Tidak. Kaa-san bisa mengerjakannya
sendiri.” Kata ibuku dengan senyum yang sangat tulus.
Jawaban itu kurang memuaskan
karena, aku selalu saja dimanjakan “Ya sudahlah, aku akan ke kamar.” Kataku
dengan lesu lalu, ke kamar.
-
-
Di kamar aku sedikit bingung
ingin melakukan apa? Ehm…membaca buku? Tidak. Mendengarkan lagu? Tidak.
Belajar? Sama sekali tidak. Lalu, aku mengambil kertas-kertas kosong. Aku
menulis di kertas kosong lalu, memasukkannya dalam sebuah botol. Aku melakukan
hal ini secara spontan tanpa berpikir apapun.
“Apa yang kulakukan hah?” tanyaku
pada diriku sendiri.
Setelah itu aku putuskan untuk
kebawah dan, menonton acara tv. Aku benar-benar tidak tertarik dengan acara tv.
Walaupun lucu tapi, tetap saja bagiku ini tidak lucu. Lalu, aku melihat ke jam
yang menunjukan pukul 3 sore. Karena, waktu jam makan malam masih sekitar 3
atau 4 jam lagi. Aku putuskan untuk keluar dari rumah.
“Kaa-san, aku ingin keluar
sebentar ya.” Kataku sambil mengambil jaketku.
“Kau tidak ingin makan siang?”
tanya ibuku.
Aku membuka pintu lalu, menoleh
pada ibuku “Biarkan aku makan diluar. Ja ne kaa-san!” aku keluar dari pintu
itu.
-
-
-
Aku hanya berjalan tanpa arah,
aku bingung ingin kemana? Lalu, aku melihat tempat duduk di taman. Aku putuskan
untuk duduk disitu. Aku hanya melihat orang-orang berjalan di trotoar. Aku
melihat seseorang seperti aku memakai seragam. Mungkin dia baru pulang sekolah,
Kelihatannya sekolah itu menyenangkan. Aku ingin merasakan sekolah. Apa itu
mengasyikan hah?
Selama ini aku hanya home
schooling atau lebih tepatnya hospital schooling. Karena, aku tinggal di rumah
sakit selama 6 tahun. Jadi, untuk sekolah sepertinya tidak dapat kulakukan.
Dalam sekolah di rumah sakit aku mendapat nilai tinggi.
“Apa yang kau pikirkan?” kata
seseorang tiba-tiba dari sebelahku.
Karena, kaget aku terjatuh dari
tempat dudukku “Hikaru…” kataku melihat Hikaru berdiri di depanku sambil
melihat aneh.
“Kau ini kenapa?” tanya Hikaru
mengulurkan tangannya.
Aku mengambil tangannya lalu,
berdiri “Kau ini mengagetkan orang saja!” bentakku pada Hikaru.
“Gomen..gomen tapi, apa yang kamu
lakukan disini?” tanya Hikaru melihat mukaku dengan bingung.
Aku menahan rasa maluku karena
dia melihatku serius “A-a-aku nggak ada kerjaan di rumah jadi, aku pergi.”
kataku.
“Ah, tapi kau lebih tidak
terlihat nggak punya kerjaan disini. Orang-orang akan menganggapmu gila jika
kamu terus-menerus melamun, RE-I-KA.” Kata Hikaru sambil memegang hidungku.
Aku melepaskan pegangan dariku
“Kau tahu, kenapa kamu nggak belajar atau melakukan hal semacamnya, hah? Kau
ini kan pelajar SMU!!” bentakku lebih tegas.
Hikaru hanya memasang muka santai
“dan kau tahu, kenapa kamu hanya memikirkan kehidupan membosankan hah? Belajar
itu tidak asyik hanya membaca buku dan, mengerjakan soal.”
Membosankan? Apa maksudnya? Aku
benar-benar tidak mengerti “terserahlah, tapi apa yang kau lakukan disini?”
tanyaku sambil melihatnya masih dengan baju seragam SMU.
Hikaru mengeluarkan sesuatu dari
tasnya, dia mengeluarkan novel lalu, memberikannya padaku “Ini untukmu tadi,
ada temanku yang memberikannya tapikan aku nggak suka baca novel sedangkan kamu
mempunyai satu rak hanya dengan novel jadi, kuberikan ini untukmu.”
Aku mengambil bukunya sambil
tersenyum “Arigatou…” lalu, aku mendengar sebuah bunyi orang kelaparan dari
perut Hikaru, aku hanya tersenyum “Ayo, kita makan dirumahku.”
Hikaru melihatku dengan wajah
kaget “Kau yakin? Bagaimana kalo…”
“Kalau okaa-san mengira kau ini
pacarku?” kataku secara spontan.
Hikaru hanya pasrah mendengar
omonganku “Apa kau ini benar-benar gadis polos kah?”
“Cukup bergumamnya. AYO!!” aku
menarik lengan Hikaru.
-
-
-
Minna-san Arigatou ne!! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar