arigatou...

Senin, 16 Mei 2011

Fanfic : Heart Attack!

Maaf beberapa waktu yg lalu aku sempat menghapus fanficku karna menurutku itu kurang bagus maka dari itu aku hapus. Dan sekarang aku membuat cerita baru judulnya Heart Attack!!!. Ehm...karakternya sih, sama aja kaya yg waktu itu yaitu Reika Ishikawa. Anggaplah dia adalah seorang artis yaitu KAMU!! ^^ Oh iya, dan untuk couplenya itu Yaotome Hikaru. Yoroshiku ne, ^^

Heart Attack!!! (chapter 1)
Aku mempunyai batas waktu untuk tinggal di dunia ini. Batas waktu itu mungkin tidak cukup untuk merasakan bekerja untuk mendapatkan uang sendiri, membeli rumah, memberikan yang terbaik untuk orang tua bahkan, tidak cukup untuk jatuh cinta.

Dalam duniaku hanya satu orang yang ada dalam mimpiku yaitu Hikaru. Hanya dia yang dalam mimpiku , tawaku dan, seluruh mimpiku hanya dirinya. Tapi, jika aku mempunyai batas waktu apa aku bisa mengatakannya seluruhnya pada bisa.

“Reika!” Shida menegurku.
“Ada apa?” tanyaku padanya.
“Kamu kenapa?” Tanya Mirai padaku lagi.
“Ehm…nggak ada apa-apa kok.” Jawabku sambil tersenyum.
Sakura memberikanku secangkir teh “Ini diminum ya? Biar badan kamu hangat.” kata Mirai.
“Arigatou.” aku meminum secangkir tehnya “Aku dengar kamu mendapat donor ginjal ya?” tanyaku sambil tersenyum.
“Iya. Aku senang sekali!” kata Mirai tersenyum riang.
“Berarti aku akan sendirian.” kataku dengan senyum tipis.
“Reika, aku janji akan  selalu mendatangimu jika, aku punya waktu.” Kata Mirai sambil memelukku.

Aku hanya tersenyum memelas “Aku tahu tapi, apa mungkin aku mempunyai donor jantung?” tanyaku terdengar sedikit berharap.

“Aku yakin kamu mendapat donor jantung, Reika” kata Mirai terdengar seperti memberiku semangat.
“Tapi, sesuatu yang ingin kulakukan sebelum waktuku habis, Mirai.” kataku sambil bangun dari tempat duduk.
“Apa itu?” tanya Mirai.
“Mungkin ini memalukan tapi, aku ingin merasakan diterima oleh seorang pria.” jawabku sambil melihat ke langit biru.
“Diterima?” tanya Sakura terlihat bingung.
“Aku ingin merasakan jatuh cinta pada seorang pria yang dapat menerima aku apa adanya atau, menerimaku sebelum waktuku habis.” kataku kembali pada tempat duduk.
“Apa kamu yakin kalau waktumu untuk hidup ada batasnya?” tanya Mirai dengan nada sedikit sedih.
“Ehm…entahlah tapi, kupikir prediksi ini mungkin benar.” jawabku dengan senyum.
Saat kami sedang mengobrol, suster memanggilku “Ishikawa-san, mari kita memeriksa kesehatanmu.” kata suster dengan senyum yang sangat ramah.
“hai” balasku “aku duluan ya!” aku pun pergi bersama suster ke ruang periksa.


“kesehatanmu masih normal jadi, jika kau mau pulang ke rumah saat ini pun bisa.” Kata dokter sambil menulis sebuah resep.
“Sensei yakin?” tanyaku dengan ragu.
 Dokter itu tersenyum “tentu saja saya yakin Reika. Sekarang adalah tahu ke-6 kamu tinggal disini bukan?”
“Iya tapi, sensei apakah ada sebuah donor jantung untukku?” tanyaku dengan berharap.
Dokter itu sedikit memelas “maaf tapi, belum ada donor Reika.”
Walaupun kecewa, aku tetap akan tersenyum agar dianggap tegar “Baiklah, aku mengerti.” aku berdiri dari tempat duduk “sayonara!”
“Jangan lupa check up 2 hari sekali dan tidak ada makanan pedas, asin juga, jangan lupa minum obat.”
“Aku tahu sensei” kataku sambil pergi dari ruangan tersebut.”
-
-
-
“Reika!” panggil seseorang dari belakang.
Aku pun berbalik “Hikaru.” Aku tersenyum riang melihat dia ada di depanku.
“lagi ngapain?” tanya Hikaru padaku melihat aku sedang membereskan barang-barang.
“aku diizinkan pulang hari ini. Kamu ngapain kesini?”
Hikaru menggaruk-garuk  kepalanya “Ehm…ibuku menyuruhku kemari.”
Aku hanya tersenyum melihatnya sedikit gugup “kau tidak usah gugup bertemu dengan ibumu.”
Muka Hikaru terlihat sedikit memerah “aku tidak gugup!”
Aku berusaha menahan tawaku “Terserahlah..” kataku sambil mengeluarkan hpku.
“kamu pengen nelpon siapa?” tanya Hikaru.
“Okaa-san.” Jawabku “moshi-moshi, kaa-san aku dibolehkan pulang bisa kau jemput? Hai, aku akan menunggu.”
“Kau akan pulang berarti kau sudah sembuh?” tanya Hikaru.
Aku hanya melihatnya lalu tersenyum “Tidak juga, aku sama sekali belum mendapat donor jantung.”
“Ehm…lalu, kenapa kau dibolehkan pulang?” tanyanya lagi. Aku menganggap pertanyaan itu sangat bodoh.
“Karena, keadaanku stabil” jawabku dengan santai “Sepertinya, ibumu menunggu.”
Wajahnya menggambarkan kaget karena lupa “AAAh!!! Ja ne!!”

Aku hanya tertawa melihat tingkah lucunya itu. Anak itu seumuran denganku tapi, sikap kami jauh berbeda. Entahlah, tapi aku senang sekali jika bertemu dengan orang itu.


Aku hanya mendengarkan lagu di dalam mobil. Memikirkan sesuatu yang tidak penting seperti, memakan ramen dan sebagainya. Saat sedang berjalan aku melihat segerombolan anak gadis memakai seragam. Jika dipikir-pikir aku tidak pernah seperti mereka para perempuan yang suka hang out, pacaran dan sebagainya. Setelah pulang, berarti aku harus pulang.

Ini mungkin terdengar membosankan tapi, memang hidup ini yang kujalani. Kadang-kadang terpikir dibenakku melakukan hal seperti mereka tapi, pada akhirnya aku akan melakukan hal yang sama setiap harinya.
“Reika..” panggil ibuku.
“Ada apa kaa-san?” tanyaku dengan lembut.
“Kau ingin makan dulu? Atau kita bisa bermain ke tempat lain?” tanya ibuku.
Aku berpikir untuk menerima tawaran itu tapi, aku merasa sangat letih untuk itu “Aku ingin langsung pulang. Badanku lemas” jawabku dengan enteng.
“Baiklah.” Kata ibuku.
-
-
-
“Tadaima!”
“Reika, kau istirahatlah dikamar, aku akan membuatkan makan siang untukmu.” kata ibuku sambil mengambil celemek.
“Ibu tidak perlu bantuan?” tanyaku.
“Tidak. Kaa-san bisa mengerjakannya sendiri.” Kata ibuku dengan senyum yang sangat tulus.
Jawaban itu kurang memuaskan karena, aku selalu saja dimanjakan “Ya sudahlah, aku akan ke kamar.” Kataku dengan lesu lalu, ke kamar.
-
-
Di kamar aku sedikit bingung ingin melakukan apa? Ehm…membaca buku? Tidak. Mendengarkan lagu? Tidak. Belajar? Sama sekali tidak. Lalu, aku mengambil kertas-kertas kosong. Aku menulis di kertas kosong lalu, memasukkannya dalam sebuah botol. Aku melakukan hal ini secara spontan tanpa berpikir apapun.

“Apa yang kulakukan hah?” tanyaku pada diriku sendiri.

Setelah itu aku putuskan untuk kebawah dan, menonton acara tv. Aku benar-benar tidak tertarik dengan acara tv. Walaupun lucu tapi, tetap saja bagiku ini tidak lucu. Lalu, aku melihat ke jam yang menunjukan pukul 3 sore. Karena, waktu jam makan malam masih sekitar 3 atau 4 jam lagi. Aku putuskan untuk keluar dari rumah.

“Kaa-san, aku ingin keluar sebentar ya.” Kataku sambil mengambil jaketku.
“Kau tidak ingin makan siang?” tanya ibuku.
Aku membuka pintu lalu, menoleh pada ibuku “Biarkan aku makan diluar. Ja ne kaa-san!” aku keluar dari pintu itu.
-
-
-
Aku hanya berjalan tanpa arah, aku bingung ingin kemana? Lalu, aku melihat tempat duduk di taman. Aku putuskan untuk duduk disitu. Aku hanya melihat orang-orang berjalan di trotoar. Aku melihat seseorang seperti aku memakai seragam. Mungkin dia baru pulang sekolah, Kelihatannya sekolah itu menyenangkan. Aku ingin merasakan sekolah. Apa itu mengasyikan hah?

Selama ini aku hanya home schooling atau lebih tepatnya hospital schooling. Karena, aku tinggal di rumah sakit selama 6 tahun. Jadi, untuk sekolah sepertinya tidak dapat kulakukan. Dalam sekolah di rumah sakit aku mendapat nilai tinggi.

“Apa yang kau pikirkan?” kata seseorang tiba-tiba dari sebelahku.
Karena, kaget aku terjatuh dari tempat dudukku “Hikaru…” kataku melihat Hikaru berdiri di depanku sambil melihat aneh.
“Kau ini kenapa?” tanya Hikaru mengulurkan tangannya.
Aku mengambil tangannya lalu, berdiri “Kau ini mengagetkan orang saja!” bentakku pada Hikaru.
“Gomen..gomen tapi, apa yang kamu lakukan disini?” tanya Hikaru melihat mukaku dengan bingung.
Aku menahan rasa maluku karena dia melihatku serius “A-a-aku nggak ada kerjaan di rumah jadi, aku pergi.” kataku.

“Ah, tapi kau lebih tidak terlihat nggak punya kerjaan disini. Orang-orang akan menganggapmu gila jika kamu terus-menerus melamun, RE-I-KA.” Kata Hikaru sambil memegang hidungku.

Aku melepaskan pegangan dariku “Kau tahu, kenapa kamu nggak belajar atau melakukan hal semacamnya, hah? Kau ini kan pelajar SMU!!” bentakku lebih tegas.

Hikaru hanya memasang muka santai “dan kau tahu, kenapa kamu hanya memikirkan kehidupan membosankan hah? Belajar itu tidak asyik hanya membaca buku dan, mengerjakan soal.”

Membosankan? Apa maksudnya? Aku benar-benar tidak mengerti “terserahlah, tapi apa yang kau lakukan disini?” tanyaku sambil melihatnya masih dengan baju seragam SMU.

 Hikaru mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dia mengeluarkan novel lalu, memberikannya padaku “Ini untukmu tadi, ada temanku yang memberikannya tapikan aku nggak suka baca novel sedangkan kamu mempunyai satu rak hanya dengan novel jadi, kuberikan ini untukmu.”

Aku mengambil bukunya sambil tersenyum “Arigatou…” lalu, aku mendengar sebuah bunyi orang kelaparan dari perut Hikaru, aku hanya tersenyum “Ayo, kita makan dirumahku.”
Hikaru melihatku dengan wajah kaget “Kau yakin? Bagaimana kalo…”
“Kalau okaa-san mengira kau ini pacarku?” kataku secara spontan.
Hikaru hanya pasrah mendengar omonganku “Apa kau ini benar-benar gadis polos kah?”
“Cukup bergumamnya. AYO!!” aku menarik lengan Hikaru.
-
-
-
Minna-san Arigatou ne!! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar